dampak berdakwah diera globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya
memasuki setiap sudut Negara dan sebuah keniscayaan pergaulan dunia. Era ini
menghendaki setiap sudut Negara beserta individunya harus mampu bersaing satu
sama lain baik antar Negara maupun antar individu.
Pergulatan
pemikiran di lembaga dakwah adalah hal biasa. Konteks sosial dan politik serta
perubahan di sekeliling gerakan dakwah itu sering mewarnai berbagai pandangan
yang muncul. Oleh karena itu, sebuah pemikiran seyogyanya bisa ditempatkan
dalam horison yang lebih luas supaya bisa menempatkannya dalam kerangka
dinamika dakwah umat Islam di muka bumi. Jika kajian gerakan itu ditarik ke
arah yang lebih sempit dan terisolasi dari ruang sejarah yang bermunculan di sekitarnya,
sulit bisa melahirkan sebuah gerakan yang kontekstual. Dengan kata lain,
gerakan dakwah itu tidak lepas dari determinasi waktu. Namun demikian
nilai-nilai sebuah gerakan karena sosialisasi yang luas dan terbuka mungkin
muncul pada waktu dan tempat yang berbeda. Oleh karena itu untuk melihat sebuah
gerakan dan aksi pemikiran yang merupakan aktualisasi dari tafsiran sebuah
nilai normatif perlu dilihat pula perjalanan sejarah gerakan yang mengangkat
Islam di muka bumi. Pemihakan yang berlebihan terhadap sebuah gerakan yang
tidak lepas dari kontinum waktu akan menyebabkan mandeknya berpikir dan
pengkultusan sehingga suatu saat tidak tahan lagi terhadap arus perubahan
zaman.
Makalah
ini akan meninjau secara singkat, pada bagian pertama, tentang kronologis
gerakan kebangkitan Islam yang berusaha untuk mengangkat kembali nilai-nilai
luhur Islam dalam tataran praktis di suatu wilayah dan waktu tertentu. Untuk
melengkapi tinjauan itu akan diulas pula contoh-contoh aliran pemikiran yang
hidup dalam berbagai gerakan dakwah.
B.
PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan
masalah digunakan untuk membatasi masalah yang akan dibahas. Dalam penelitian
ini, masalah dibatasi pada pengertian dakwah dan globalisasi, tantangan dakwah diera
globalisasi, metode dakwah diera globalisasi, dan dampak negatifnya.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini terdapat beberapa penjabaran
materi dari latar belakang diatas. Diantaranya yaitu:
1.Bagaimana
pengertian dakwah dan globalisasi ?
2.Bagaimana
tantangan dakwah diera globalisasi?
3.Bagaimana
metode dakwah diera globalisasi?
4.Bagaimana
dampak negatifnya.?
D.
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.Untuk
mengetahui pengertian dakwah dan
globalisasi.
2.Untuk
mengetahui tantangan dakwah diera globalisasi
3.Untuk
mengetahui metode dakwah diera globalisasi
4.Untuk mengetahui dampak
negatifnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengertian dakwah
menurut etimologi berarti mengajak, menyeru, memanggil. Sedangkan menurut
terminologi
“mengajak manusia
kepada kebajikan, memerintah kepada yang baik dan melarang pada yang tidak baik
atau mungkar untuk memperoleh
kebahagiaan dunia akhirat.
Menurut hamzah ya’kub dakwah adalah
mengajak manusia dengan hikmah dan bijaksana untuk mengikuti petunjuk allah dan
rasulnya.
Sedangkan
istilah globalisasi yakni berasal dari kata global berarti “secara umum dan
keseluruhan, secara garis besar, bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh
duniak, dengan demikian globalisasi / global berhubungan dengan efek tertentu.
Globalisasi merupakan sebuah
keniscayaan dalm setiap zaman, tak ada sejengkal dalam sebuah kehidupan yang
tak ditemapati dan dipengaruhi oleh sebuah globe.
Lodge (1991) mendefinisikan globalisasi sebagai proses yang menempatkan
masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan
dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik,
teknologi maupun lingkungan.
B. TANTANGAN
DAKWAH DIERA GLOBALISASI
Ketika masyarakat memasuki era globalisasi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tantangan yang dihadapi semakin rumit.
Tantangan tersebut tidak mengenal ruang batas, waktu dan lapisan masyarakat,
melainkan keseluruh sector kehidupan dan hajat hidup manusiatermasuk agama. Meskipun diakui sisi
kemajuan IPTEK menciptakan fasilitas yang member peluang bagi pengembangan
dakwah namun, antara tantangan dan
peluang dakwah dewasa ini, segalanya tidak berimbamg. Dapat dilihat dari
minimal dan tiga perspektif . yaitu:
1.
Perspektif prilaku (behaviouristik
perspektive) salah satu tujuan dakwah adalah terjadinya perubahan prilaku (behavior chang)
pada masyarakat yang menjadi obyek dakwah kepada situasi yang lebih baik.
Tampaknya, sikap dan prilaku masyarakat dewasa ini hamper dapat dipastikan
lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.
2.
Perspektif transmisi (transmisional
perspective) dakwah dapat dikatakan sebagai proses penyampain atau
transmisi ajaran agama islam dari da’i
sebagai sumber kepada mad’u sebagai penerima ketika ajaran agama ditranmisikan
kepada masyarakat yang menjadi objek.
3.
Perspektif interaksi, ketika dakwah
dilihat sebagai bentuk komunikasi yang khas (komunikasi islam) maka dengan sendirinya interaksi social akan
terjadi, dan didalamnya terbentuk norma-norma tertentu sesuai pesan-pesan
dakwah. Tantangannya adalah bahwa pada saat yang sama masyarakat yang menjadi
objek dakwah pasti berinteraksi dengan pihak-pihak lain atau masyarakat sekitar
yang belum tentu membawa pesan yang baik, bahkan mungkin sebaliknya.
C. METODE
DAKWAH DIERA GLOBALISASI
Untuk mengantisipasi trend masyarakat modern harus dapat
mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih mengarah pada antisipasi
kecenderungan masyarakat. Oleh karena itu, maka seluruh komponen dan segenap
aspek yang menentukan atas keberhasilan dakwah harus ditata secara professional dan disesuaikan dengan kondisi mad’u agar
dapat menghasilkan kemasan dakwah yang benar-benar mampu memperbaiki dan
maningkatkan semangat dan kesadaran yang tulus dalam mengaktualisasikan
nilai-nilai ajaran Islam.
Ada empat hal penting
yang harus diorganisir oleh da’i dalam memfilter trend masyarakat global
yang negatif seiring dengan perkembangan dan trend masyarakat dunia serta
masalah manusia yang semakin kompleks, yaitu;
1. Perlu adanya konsep dan strategi dakwah yang
tepat untuk membentuk ketahanan diri dan keluarga melalui pengefektifan fungsi
nilai-nilai agama, karena dengan dasar agama yang kuat dapat dijadikan filter pertama dan utama
untuk menghadapi berbagai trend budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Islam,
2. Mempertahankan nilai-nilai budaya
luhur yang dapat melestarikan tradisi positif yang pada dasarnya tidak
bertentangan dengan paham dan ajaran agama (Islam) yang menanamkan nilai-nilai
baik dan suci
3. Perlu dukungan dan keikutsertakan
semua lapisan masyarakat untuk menciptakan dan memiliki komitmen yang sama
dalam melihat seberapa bergunanya nilai-nilai baru itu untuk sebuah komunitas
dan kemajuan masyarakat, dan 4) Kesiapan dan kematangan intelektual serta
emosional setiap penerima message baru, apakah hal tersebut memang akan
mendatangkan manfaat plus bagi diri dan lingkungannya.
Dalam rangka
keberhasilan dakwah di era global, maka diperlukan da’i yang memiliki profil
berikut ini, yaitu: memiliki komitmen tauhid, istiqamah dan jujur, memiliki
visi yang jelas, memiliki wawasan keislaman, memiliki kemampuan memadukan
antara dakwah bi al-lisan dengan dakwah bi al-hal, sesuai kata dengan
perbuatan, berdiri di atas semua paham dan aliran, berpikir strategis, memiliki
kemampuan analisis interdisipliner, sanggup berbicara sesuai dengan kemampuan
masyarakat.
D. DAMPAK
NEGATIF
Ada
beberapa dampak negatif globalisasi yang
digulirkan oleh dunia Barat yang rawan mempengaruhi kehidupan
seorang muslim, dan sekaligus menjadi
tantangan dakwah di era globalisasi, yaitu:
Pertama, adalah
kecenderungan maddiyyah (materialisme) yang selalu kuat pada zaman
sekarang ini.
Kedua, adanya proses
atomisasi, individualistis. Kehidupan kolektif, kebersamaan, gotong royong,
telah diganti dengan semangat individualisme yang kuat.
Ketiga, sekulerisme yang
senantiasa memisahkan kehidupan agama dengan urusan masyarakat, karena agama
dinilai hanya persoalan privat antar individu semata.
keempat, munculnya
relativitas norma-norma etika, moral, dan akhlak. Sehingga dalam suatu konteks
masyarakat yang dianggap tabu bisa saja dalam konteks masyarakat yang lain
dianggap boleh. Orang orang yang demikian kata
Ali Syari'ati sebagaimana yang dikutip oleh Ari Ginanjar Agustian mengatakan
bahwa bahaya yang paling besar yang dihadapi oleh umat manusia zaman sekarang
ini bukanlah ledakan bom atom, tetapi perubahan fitrah. Unsur
kemanusiaan dalam dirinya sedang mengalami kehancuran sedemikian cepat, inilah
mesin-mesin berbentuk manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan
kehendak alam yang fitrah.
Dampak globalisasi dalam dunia
dakwah sangat dirasakan dampaknya. Banyak kasus yang muncul, misalnya pergaulan
bebas yang juga muncul adalah dampak negatif dari nilai-nilai di atas.
Persoalan miras, narkoba, dan lain-lain, dikarenakan sebuah pemujaan terhadap
kebebasan pribadi yang tidak lagi mengindahkan nilai-nilai agama. Sehingga
dampaknya ternyata bukan hanya menimpa dirinya sendiri, tetapi juga terhadap
masyarakat dan siswa yang lain. Oleh karena itu, nilai-nilai negatif tersebut
haruslah dinetralisir dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang sangat menekankan
keseimbangan kehidupan.
Sikap seorang muslim dalam menghadapi kehidupan adalah
dengan tetap istiqamah dalam hidayah Allah swt. untuk menjalankan kenikmatan
agama Islam secara kaffah, bukan malah menggantinya dengan kekufuran
yang akan menyebabkan kerugian dirinya sendiri. Allah swt berfirman dalam QS.
Ibrahim (14): 28-29:
Terjemahnya:
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah
menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke
lembah kebinasaan? yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya dan itulah
seburuk-buruk tempat kediaman (Departemen Agama RI, 2006: 259).
Islam
menghendaki apapun nilai-nilai, sistem kebudayaan, dan rekayasa peradaban yang
dilakukan oleh manusia, tidak menyimpang dari tuntunan al-Qur'an. Karena dalam
Islam, kehidupan di dunia hanyalah sementara dan fana yang seharusnya tidak
ditukar dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi sebagai tempat tujuan
terakhir manusia, dengan pilihan surga atau
neraka.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Globalisasi
telah menjadi lokimitif perubahan tata dunia dengan konsekuensi akan menarik
gerbong-gerbongnya yang berisi budaya. Pemikiran maupun materi. Hal ini membawa
konsekwensi yang besar terhadap pergeseran tata nilai dalam masyarakat bahkan
termasuk agama. Oleh karena itu dakwah islamiyah diharapkan dapat menyaring
dampak negative tersebut.
2.
Globalisasi sebagai sebuah trend dunia setidaknya terjadi dalam tiga ranah, yaitu:
globalisasi politik, globalisasi ekonomi, dan globalisasi sosial budaya.
3.
Metode dakwah di era globalisasi dikelompokkan
menjadi 3 bagian besar, yaitu: dakwah bi al-kitabah yaitu berupa buku, majalah,
surat, surat kabar, spanduk, pamplet, lukisan-lukisan dan sebagainya. Dakwah bi
al-lisan, meliputi ceramah, seminar, symposium, diskusi, khutbah, saresehan,
brain storming, obrolan, dan sebagainya. Dakwah bi al-hal, yaitu berupa prilaku
yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, dan lain
sebagainya.
B.
SARAN
Jika kita
belajar dari perjalanan umat lebih arif lagi, ternyata salah satu dari sekian butir
hikmah yang muncul adalah bahwa dalam perjalanan dakwah, umat selalu diingatkan
kepada nilai-nilai dasar dan aktualisinya dalam kehidupan masyarakat.
Di sinilah
sikap dewasa dan bijaksana itu diminta kepada para pimpinan umat yang menduduki
posisi penting dan membawa aspirasi umat.Dalam era globalisasi seperti
sekarang, arus pengetahuan, informasi, modal dan teknologi hilir mudik dengan
cepat dari satu kawasan ke kawasan lain, dari satu negeri ke negeri lain. Sepertinya gerakan dakwah mendapat tantangan baru untuk
merespon secara tepat tentang bagaimana arus global itu dihadapi dan
ditanggapi. Namun tentu saja perlu diidentifikasi lebih dahulu apa yang baik
dan buruk untuk terciptanya masyarakat yang penuh dahmat dan diridhai-Nya. Wallahu’alam.
DAFTAR
PUSTAKA
Bachtiar, Wardi. 1997.
Metodolog Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Departemen Pendidikan
Nasional. 2007. KBBI edisi-3. Jakarta: Balai Pustaka
Basyid, Abdul. 2006. Wacana
Dakwah Kontemporer. Jakarta: Pustaka Pelajar
0 komentar:
Posting Komentar